Dalam perkembangan teknologi sistem pendingin saat ini sangat
memperhatikan penggunaan energi yang lebih efisien, disamping karena
penggunaan fluida pendingin yang ramah terhadap lingkungan. Dalam sistem
pendingin absorbsi sangat memungkinkan menggunakan energi panas yang
terbuang disekitar kita ataupun sumber energi yang dapat terbarukan
seperti energi panas matahari. Dalam sistem absorpsi juga dapat
dihindari penggunaan refrigeran CFC (Chlorofluoracarbon), HCFC
(Hidrochlorofluorocarbon) yang dikenal memiliki dampak terhadap
penurunan jumlah ozon di stratosfer bumi ataupun zat refrigeran yang
memiliki dampak terhadap pemanasan global. Dalam hal pemanasan global
pada decade terakhir ini cukup sering dibicarakan, bahkan di benua Eropa
beberapa refrigeran seperti HCFC-22 yang memiliki efek pemanasan global
cukup tinggi sudah dilarang penggunaannya.
Sebagai sistem pendingin, jenis sistem pendingin absorpsi belum
begitu populer atau banyak dipergunakan di Indonesia. Populasi
penggunaan sistem absorpsi di Indonesia memang masih sangat kecil bila
dibandingkan dengan sistem pendingin kompresi uap. Bukan hanya jumlah
pengguna sistem absorpsi saja yang kurang banyak, tapi ternyata
masyarakat yang memahami prinsip kerja dan keuntungan yang diperoleh
dari penggunaan sistem ini masih sangat jarang.
Prinsip Kerja Sistem Pendingin Absorpsi
Komponen utama pada sistem refrigerasi chiller absorpsi terdiri
dari absorber , generator dan pompa yang mempunyai fungsi sebagai
pengganti kompresor, kondensor dan evaporator. Sedangkan refrigeran yang
digunakan adalah air murni dan larutan LiBr.
Dalam perkembangan teknologi sistem absorpsi terakhir, telah berlaku
teknologi yang telah terbukti cukup banyak meningkatkan efisiensi
penggunaan energinya, yaitu peralihan dari teknologi absorpsi efek
tunggal (Single effect) ke teknologi absorpsi efek ganda (Double effect).
Perbedaan dari kedua teknologi ini hanya terletak pada jumlah
generator, dimana pada sistem absorpsi double effect ada dua, yaitu
generator temperatur tinggi dan generator temperatur rendah. Peningkatan
efisiensi yang diperoleh adalah penurunan penggunaan energi sebesar
lebih dari 30 % untuk mendapatkan daya pendinginan yang sama. selain
itu, ukuran dari unit absorpsi pada tahun belakangan ini berukuran lebih
kecil dibandingkan generasi sebelumnya.
Siklus Refrigerasi Chiller Absorbsi Sederhana (Single Effect Absorption Chiller)
Seperti pada siklus pendingin kompresi uap, untuk pendapatkan efek
pendinginan pada sistem absorpsi juga dilakukan pemanfaatan kalor laten
dari proses evaporasi refrigeran untuk menyerap kalor dari air yang
hendak didinginkan (Entering Chilled water). Pada sistem
kompresi uap, refrigeran bersirkulasi dengan menggunakan kompresor,
sedangkan pada sistem absorpsi refrigeran bersirkulasi dengan
memanfaatkan panas yang diperoleh di generator dan dibantu dengan
larutan penyerap (absorbent) untuk menyerap uap refrigeran (water vapor) dari evaporator dan dibantu oleh pompa untuk kembali ke generator.
Secara lengkap sistem absorpsi sederhana terdiri dari generator,
kondensor, evaporator, dan absorber dapat dilihat pada gambar 1.
Sedangkan larutan kerja yang dipakai adalah air sebagai refrigeran dan
larutan LiBr sebagai larutan penyerap. Alat mekanik yang dipakai sebagai
alat bantu sirkulasi hanyalah pompa. Generator memanfaatkan panas yang
diperoleh dari hasil pembakaran,
uap panas ataupun air panas untuk menguapkan atau memisahkan air
(refrigeran) dari larutan LiBr. Kemudian uap air dikondensasikan di
kondensor dengan memanfaatkan air dingin dari Cooling Water. Uap air yang telah berubah menjadi cair kemudian di semprotkan (sprayed) pada permukaan koil air yang akan didinginkan (chilled water tubes),
sehingga refrigeran air akan menguap sambil menyerap kalor dari koil
air yang akan didinginkan. Uap refrigeraan air akan segera di tangkap
atau diserap oleh larutan kaya LiBr yang juga disemprotkan dari
generator ke arah koil air dingin dari cooling water dan jatuh menjadi
cairan lebih encer (diluted lithium bromide solution) yang
merupakan campuran LiBr dan air pada absorber. Larutan encer pada
absorber ini kemudian dipompakan kembali ke generator untuk kemudian
sirkulasi akan dimulai lagi.
Siklus Refrigerasi Chiller Absorbsi Effek Ganda (Double Effect Absorption Chiller)
Generator pada sistem pendingin absorpsi efek ganda terbagi menjadi
dua, yaitu generator dengan temperatur tinggi dan generator dengan
temperatur rendah. Pada generator temperatur tinggi larutan encer dari
evaporator yang dilewatkan melalui penukar kalor dipanaskan oleh steam
atau panas dari hasil pembakaran
sehingga refrigeran steam akan terpisah. Garis dari D’ ke titik E
(gambar 3) menampilkan pemanasan dan proses perubahan konsentrasi
larutan pada temperatur tinggi. Larutan encer pada titik D’ dipanaskan
pada konsentrasi tetap sampai titik D, dimana uap refrigeran dilepaskan
dan larutan tertinggal menjadi agak encer atau 60,8 % konsentrasi
larutan (titik E). Larutan agak encer ini dilewatkan ke penukar kalor
temperatur tinggi seperti terlihat pada garis antara titik E ke F’ pada
gambar 3.
Uap panas refrigeran dari generator temperatur tinggi akan
disirkulasikan terlebih dahulu ke generator temperatur rendah di dalam
sebuah koil, dimana koil ini juga masih dapat menguapkan larutan encer
dari absorber yang disemprotkan di atas koil uap panas refrigeran
sehingga temperaturnya akan sedikit rendah sebelum dikondensasikan pada
kondensor. Pada generator temperatur rendah ini juga mengalir larutan
konsentrasi cukup tinggi dari generator temperatur tinggi, sehingga pada
generator temperatur rendah ini akan terakumulasi larutan konsentrasi
tinggi LiBr sekitar 63,7 %. Larutan konsentrasi tinggi LiBr dari
generator temperatur rendah ini digunakan untuk menangkap atau menyerap
uap refrigeran dari evaporator. Proses ini ditampilkan melalui titik F’
ke F dan kemudian ke titik G (gambar 3), dimana terlihat perubahan
konsentrasi larutan. Sedangkan garis dari titik G ke A’ menampilkan
proses penurunan temperatur larutan konsentrasi tinggi melewati penukar
kalor temperatur rendah.
Pada kondensor, dengan adanya generator temperatur rendah membuat energi kalor dari cooling water yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap refrigeran jadi sedikit berkurang. Cairan dari hasil kondensasi
uap refrigeran kemudian disemprotkan pada permukaan koil evaporator
yang didalamnya mengalir air yang akan didinginkan (water chiller)
sehingga cairan refrigeran menguap dengan menggunakan energi kalor
latennya. Uap refrigeran dari evaporator ini kemudian ditangkap atau
diserap oleh cairan konsentrasi tinggi LiBr yang berasal dari generator
temperatur rendah dan disemprotkan di atas permukaan koil cooling water
di atas absorber. Penyerapan uap refrigeran dari evaporator ini
menyebabkan tertampungnya larutan encer rendah konsentrasi LiBr (
sekitar 57,7 %) pada absorber (Titik A ke titik B gambar 3). Larutan
encer ini kemudian disirkulasikan kembali generator temperatur tinggi
dan generator temperatur rendah masin-masing dengan melewati alat
penukar kalor terlebih dahulu (dimana masing-masing mengambil panas
dari larutan kental konsentrasi tinggi LiBr dari masing-masing
generator) untuk kemudian memulai sirkulasi awal kembali.
Pada kedua alat penukar kalor, baik penukar kalor temperatur tinggi
dan penukar kalor temperatur rendah membuat kerja unit absorpsi jadi
lebih efisien, karena akan menyebabkan larutan encer dari absorber akan
mencapai temperatur mendekati temperatur pada generator, sehingga
mengurangi energi panas yang dibutuhkan oleh generator. Sebaliknya
larutan kental konsentrasi tinggi dari generator akan rendah sesuai
dengan yang diharapkan.
sumber: http://www.chiller.co.id/chiller-absorpsi/
0 komentar on "Siklus Refrigerasi Chiller"
Posting Komentar