Selasa, 10 Maret 2015

Teknologi yang Mirip dengan Proses Pembekuan Air Menjadi Es

Mereka mengambil lapisan dari GST setebal satu nanometer dan menumpuknya dengan dua konduktor transparan yang sangat tipis di kedua permukaan, yang kemudian di tancapkan di ujung permukaan kaca. Para ilmuwan ini memprediksi bahwa dengan memvariasi ketebalan dari lapisan transparan tersebut, mereka akan dapat merubah warna cahaya yang terpantul, dan dengan mengganti fase melalui GST, mereka akan dapat merubah warna. Mereka kemudian menciptakan prototipe untuk melihat kemungkinan berubahnya warna abu abu ke biru dengan memanaskannya.
“Kami sedikit tidak percaya ketika percobaan pertama kami berhasil, kami kemudian mencoba tes yang sama dengan beberapa warna yang lain dan rupanya hal itu juga berhasil,” kata Bhaskaran.
“Saya sudah menjadi peneliti untuk waktu yang cukup lama, dan baru pertama kali ini sebuah eksperimen berhasil pada percobaan pertama.”
Para Ilmuwan yang ada disini kemudian menggunakan bagian kepala dari miskrospop atom untuk mengambil gambar monokromatik dari permukaannya. Mereka juga membuat piksel singular menggunakan elektroda transparan, yang sangat menentukan dalam produksi teknologi layar. Bhaskaran menyatakan bahwa teknologi ini akan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan layar layar yang sudah ada. Lapisan yang digunakan memiliki tebal yang hanya satu nanometer sehingga layar bisa dibuat sangat tupis dan enteng, dan begitu sebuah gambar dimuat di layar, tidak perlu lagi dibutuhkan energi untuk menahan gambar tetap ada disana. Ditambah lagi, karena ukuran piksel yang hitungannya hanya nanometer, resolusi dari gambar akan jauh lebih tinggi ketimbang teknologi seperti LCD dan LED yang sudah ada. Meskipun masih terlalu dini, Bhaskaran dan tim berharap teknologi ini dapat berpindah dari laboratorium ke toko toko dalam jangka waktu beberapa tahun.
“Kita sudah mematenkan teknologi ini dan sekarang sedang dalam proses pengembangan prototipe,” tambahnya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi ini juga dapat memutar video di layar yang sangat kecil untuk menunjukkan resolusi gambar yang sangat tinggi. Kami berharap bahwa hal ini dapat kita capai pada 2015. Jika itu berhasil,  kita akan mengembangkan aplikasi dari situ.”
Menurut dosen senior dari University of New South Wales, teknologi ini masih sangat asing.
“Ini adalah aplikasi teknologi lama yang digunakan dalam aplikasi modern yang populer,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum teknologi ini bisa diaplikasikan menjadi teknologi layar yang bekerja.
“Kekhawatiran saya adalah seberapa banyak kontras dan warna yang bisa dicapai. Pertanyaan terbesarnya adalah apakah teknologi ini sanggup bersaing dengan pasar yang saat ini dipimpin oleh layar LED organik, terutama di bagian kualitas.”
Terlepas dari itu, dia menambahkan bahwa industri ini bergerak secara cepat, menurutnya teknologi baru selalu memiliki peluang untuk mengambil dominasi secara cepat.
“Perjalanan masih cukup panjang sebelum teknologi ini dapat diaplikasikan. Namun industri ini cenderung berjalan dengan cepat karena besarnya investasi dan uang yang mengalir apabila teknologi ini memang lebih baik dari apa yang sekarang sudah ada di pasar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar